Senin, 03 Februari 2014

Bersyukur menjadikan kita pribadi yang Bertaqwa

Bagi orang-orang yang merasa bahwa hidupnya belum beruntung, penuh dengan kesialan dan penderitaan, maka cara ini cocok untuk dilakukan. Karena jika orang-orang semacam ini terus mengeluh dan mengeluh terus, maka mereka akan semakin jauh dari keberuntungan.
Hukum Ketertarikan tidak akan bekerja pada orang-orang yang feel bad. Oleh sebab itu bersyukurlah agar bisa feel good.
Bersyukurlah terhadap hal-hal rutin yang jarang kita syukuri, misalnya kesehatan kita, keluarga kita dan sebagainya.

Perhatikanlah orang orang yang lebih tidak beruntung dibandingkan kita, antara lain orang-orang yang lebih miskin, lebih bodoh, lebih susah, lebih menderita, lebih gendut, lebih jelek, lebih sial dan sejenisnya. Bersyukurlah karena Anda memiliki pekerjaan, sementara banyak orang terpaksa harus mengemis untuk hidup. (Lihat di jalanan, banyak anak-anak terpaksa mengemis agar tetap survive).

Ungkapan Syukur, seperti :
  • Untung cuma kepleset, coba kalau jatuh
  • Untung masih selamat, penumpang yang lain pada mati
  • Syukurlah hanya rugi sedikit, belum sampai satu milyar
  • Syukur Gajiku hanya naik 5%, tapi aku bersyukur karena di perusahaan lain banyak yang tidak naik gaji dan sebagainya.
Mari kita renungi :
  • Bersyukurlah Anda dapat mengenyam pendidikan yang layak
    Banyak orang gak sekolah bahkan orang yang membacapun tidak bisa. (Lihat di daerah terpencil dimana para orang tua belum sadar dengan pentingnya pendidikan).
  • Bersyukurlah Anda masih dapat makan tiga kali sehari.
    Sementara di belahan dunia yang lain banyak orang yang menjadi kurus kering dan kurang gizi (Lihat di beberapa negara Afrika yang rakyatnya menderita karena perang dan kelaparan).
  • Bersyukurlah karena Anda masih dapat bernafas.
    Sementara banyak orang yang untuk bernafas saja masih memerlukan bantuan. (Lihat di berbagai rumah sakit dimana orang memerlukan alat dan mesin agar bisa tetap bernafas).
    Cara ini juga bisa dipakai jika Anda mengalami suatu kesialan atau kejadian yang tidak menguntungkan. Pandanglah kesialan Anda dari sisi yang positif, perlunaklah dampak kesialan itu dan bayangkan bahwa keadaan bisa lebih buruk lagi.
www.rrcrentalac.com


Minggu, 02 Februari 2014

Makna dan Sejarah Musabaqah Tilawatil Qur'an ( MTQ )

Makna MTQ - Sudah menjadi tradisi dan agenda tahunan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur'an ( MTQ ), baik tingkat daerah kabupaten, kota, propinsi maupun tingkat nasional bahkan tingkat dunia.
"Makna MTQ, bukan sekadar kalah menang dalam Festival atau Pameran, tetapi hakekat MTQ adalah makna sebagai kebangkitan cinta masyarakat kepada Al Quran, mempererat tali silaturahmi antara umat beragama juga diperkokohkan Budaya Bangsa.

Sejarah MTQ - Penyelenggaraan
MTQ telah ada di Indonesia sejak tahun 1940-an sejak berdirinya Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz yang didirikan oleh NU ( Nahdlatul Ulama ), ormas terbesar di Indonesia.
Sejak tahun 1968, saat menteri agama K.H. Muhammad Dahlan (salah seorang ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) kemudian MTQ dilembagakan secara nasional.

MTQ pertama diselenggarakan di Makassar pada bulan Ramadan tahun 1968. Kala itu hanya melombakan tilawah dewasa saja dan melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadon dari Sulawesi Selatan.
MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin tahun 1969.
Tahun 1970 MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta dengan acara yang sangat meriah.
Banten menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ yang ke 40 pada tahun 2008.
Kini MTQ diselenggarakan juga di tingkat Kabupaten, Kota maupun Propinsi, bahkan tingkat Dunia.